Monday, May 31, 2010

Learning Organization



Peter Senge dalam karyanya yang terkenal memberi definisi Learning Organization sebagai "…organizations where people continually expand their capacity to create the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning to see the whole together.
Ada beberapa kata kunci di sana yakni: 

  • Senantiasa meningkatkan kemampuan dan kapasitas
  • Pemikiran baru dan luas diberi kesempatan tumbuh
  • Aspirasi bersama diberi kebebasan berkembang
  • Orang-orang yang terus menerus belajar

Dari sudut pandang yang lain, Mike Pedler, John Burgoyne, Tom Boydel (1997)
dalam karya mereka The Learning Company menyebutkan Learning Organization adalah: "…an organization that facilitates the learning of all its members and continuously transforms itself.
Peran organisasi adalah memberikan fasilitasi atau dukungan kepada seluruh anggotanya terkait proses pembelajaran sehingga orang-orang di dalam organisasi tersebut maupun organisasi itu sendiri dapat terus bertransformasi ke arah yang lebih baik secara kontinyu, terus menerus. 

Komponen Learning Organization


Lantas, bagaimanakah membentuk sebuah organisasi pembelajar itu? Apa saja ciri-cirinya atau persyaratan apa yang harus dipenuhi? 

Peter Senge dalam "The Fifth Discipline" menyebutkan ada 5 komponen yang harus ada dalam sebuah Learning Organization yakni: 





  1. System Thinking – adanya keterkaitan dan saling tergantung diantara seluruh fungsi-fungsi organisasi. Semuanya bekerja dalam satu kesatuan dalam satu sistem.
  2. Shared Vision – visi yang dimiliki oleh semua orang dalam organisasi. Visi ini bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh pimpinan organiasasi melainkan sebuah visi yang bisa diterjemahkan di setiap level sehingga dapat diakui sebagai visi bersama. Visi ini akan menciptakan fokus dan energi dalam proses pembelajaran.
  3. Personal Mastery – setiap orang memiliki kemampuan khusus yang khas. Keahlian individual ini akan menjadi nyata ketika setiap individu di organisasi memberikan komitmen tinggi dalam proses pembelajaran dirinya sendiri sehingga menjadi pakar di bidangnya yang nantinya akan membawa manfaat besar dalam organisasi.
  4. Mental Models – yakni sebuah proses mental yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota organisasi dengan belajar nilai-nilai yang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi dan membuang nilai-nilai yang tidak relevan serta menghambat.
  5. Team Learning – akumulasi pengetahuan dari pembelajaran setiap individu yang kemudian dibagi kepada anggota organisasi lainnya sehingga menjadi pengetahuan tim.

Hambatan dalam Proses Sharing/Belajar


Sebelum menciptakan proses belajar yang kondusif, organisasi perlu mengatasi hambatan-hambatan yang sering terjadi ketika budaya belajar ingin diciptakan. Hambatan ini bisa muncul dari individu ataupun dari organisasi itu sendiri. 
Hambatan individu diantaranya adanya anggapan umum pengetahuan adalah kekuatan. Dengan berbagi pengetahuan berarti ada kekuatan yang akan hilang dan diambil oleh orang lain. Ada juga orang yang memiliki paradigma jika berasal dari orang lain, maka saya tidak akan menerima. Mental not invented here menjadi penghambat yang besar ketika segala sesuatu dari luar dianggap tidak perlu dipelajari atau diikuti meskipun baik. Hambatan lainnya adalah tidak menyadari betapa pentingnya proses berbagai (sharing) dalam pembelajaran, keterbatasan waktu, dan sudah berada di zona nyaman (comfort zone) sehingga malas untuk belajar atau berubah. 
Hambatan organisasi diantaranya kurangnya dukungan dari top management, budaya organisasi yang tidak bersahabat dengan proses pembelajaran serta kegiatan belajar itu sendiri bukan merupakan cara kerja organisasi.

No comments:

Post a Comment